Minggu, 06 September 2009

"KELUARGAKU ADALAH DOLAR BAGIKU"
By:Robyzalfa

Waktu begitu cepatnya berlalu hingga tak terasa aku sudah hidup di negeri minyak ini lebih dari 55 bulan lamanya.mungkin keluargaku atau tetangga-tetanggaku di rumah tak mengira dengan lamanya aku tinggal di luar negeri.aku sendiripun merasa heran bahkan aneh dengan kebetahanku hidup di negeri yang jauh dari orang-orang tercinta.apa karena faktor materi yang lumayan besar yang membuatku bisa bertahan hingga begitu lama?tidak, penghasilanku di negeri yang gersang dan tandus namun kaya akan kandungan minyak ini hanyalah cukup untuk kebutuhan keluargaku selama satu bulan saja.bahkan tidak beda jauh dengan penghasilanku di negeriku sendiri. atau mungkin karna minimnya lapangan pekerjaan di tanah air? tidak juga,.. karena masih banyak lowongan pekerjaan yang membutuhkan tenaga-tenaga dalam negeri.lalu apa yang membuat aku bisa bertahan hampir 60 bulan lamanya?..

semua berjalan bagaikan air mengalir yang berawal dari kesalahanku sendiri.tak pernah kusadari keegoisanku dalam memilih lokasi untuk meraup dolar lebih banyak lagi.kuputuskan pilihanku pada negeri di mana aku berpijak saat ini sebagai ladang pencarian nafkahku.

Masalah demi masalah tak pernah lepas dari kehidupan seorang manusia termasuk diriku,aku hanya bisa pasrah dan bersabar sambil berusaha.aku tetap pada jalan dan niatku semula yaitu mencari pekerjaan yang lebih baik dengan bermodalkan SIM dan keyakinan.kuikuti semua proses pembuatan sim dengan sabar hingga tiba giliranku untuk menjalani latihan berkendara.kuimpikan saat-saat yang menyenangkan saat sebuah kartu sim itu telah berada di genggamanku.pekerjaan yang lebih baik dan jalan-jalan dengan kendaraan yang aku miliki.namun ada satu hal yang tak bisa kusembunyikan yang berasal dari lubuk hatiku yang paling dalam yaitu kebersamaan dengan keluarga.istriku selalu berkata"di manapun kita berada di situ pula rejeki kita berada.bumiNya amatlah luas dan penuh dengan kekayaan,karunia dan kasih sayangNya melebihi segala-galanya.janganlah kawatir dan bermuran durja akan hal itu"

Saat aku cuti untuk yang ke dua kalinya,saat itu pula aku melihat buah hatiku,merasakan keindahan menjadi seorang bapak dan istri yang sangat menyayangiku.tak pernah kurasakan suasana yang begitu indah dan menyenangkan ini selama hidupku.begitu bersyukurnya aku di karuniai seorang anak yang cantik,lucu,dan sehat serta istri yang cantik,setia,dan yang tidak pernah menuntut apa-apa dariku selain kebersamaan.masihkah aku mempertahanku egoku? masihkah aku berangan-angan berjalan-jalan dengan kendaraan yang kumiliki kelak?masihkah aku mengharapkan dolar yang semu dengan dolar yang abadi? masihkah aku bercita-cita untuk mendapatkan gaji yang lebih besar di negeri yang aku sendiri merasa asing? tidak ! ku buang jauh-jauh obsesiku itu karena keluargaku adalah dolar bagiku.

Aku memang bodoh, aku terjebak dalam sirkulasi yang membuatku tak bisa bergerak untuk jangka waktu yang begitu lama.akupun heran,kenapa aku belum bisa melepaskan belenggu di kakiku untuk meninggalkan tanah arab yang penuh dengan keangkuhan ini.yang aku bisa hanyalah memetik sebuah hikmah dan pelajaran dari apa yang aku lakukan selama berada di negeri orang dan belajar mencintai negeri sendiri seperti yang pepatah bilang "kau tidak akan pernah bisa mencintai negerimu jika kamu tidak pergi meninggalkan negeri kamu itu untuk waktu yang lama.

Kini aku baru tahu,hidup tanpa ilmu tiada menentu. kini aku baru sadar tanpa ilmu orang akan sulit berbuat dalam hidup ini. belumlah terlambat untuk belajar membenahi dan menimba ilmu. karena hanya orang yang beriman dan berilmu yang akan bisa menguasai dunia.kini aku baru sadar bahwa keluargaku adalah dolar bagiku................end



0 komentar:

Posting Komentar